Perkembangan teknologi tidak hanya memengaruhi sistem pembelanjaan saja, namun juga berdampak ke keuangan. Jika dahulu transaksi keuangan mayoritas lewat perbankan, sekarang sudah semakin berkembang. Kamu tidak perlu lagi datang langsung ke bank hanya untuk melakukan berbagai transaksi, sudah banyak dompet digital atau metode transaksi online yang bisa dipilih.
Bahkan, jika kamu berencana untuk meminjam uang pun, sudah banyak pinjaman online atau pinjol yang menawarkan jasa pinjam dana secara online. Dalam istilah keuangan, pinjol ini disebut dengan fintech peer-to-peer (P2P) lending. Saat ini, keberadaan berbagai fintech P2P lending sudah menjamur di Tanah Air. Jika kamu tidak belajar keuangan dengan bijak, bisa terjebak di skema hutang yang mencekik.
Ada banyak fintech P2P lending legal dan ilegal, kamu harus selektif dan setidaknya memiliki ilmunya. Memang awalnya sangat mudah untuk mendapatkan pinjaman, namun jika tunggakan menggunung bisa sangat merugikan.
Berbagai Jenis P2P Lending
P2P lending atau yang juga disebut Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) memiliki banyak pengguna di Tanah Air. Hal itu tidak terlepas dari kemudahan yang diberikan. Mulai dari pengajuannya yang gampang, transaksinya cepat, proses pembayarannya pun juga bisa dilakukan online. Tidak perlu bertatap muka, kamu bisa dapatkan dana darurat untuk sementara.
Ada dua jenis P2P lending, pertama untuk kegiatan produktif sementara yang kedua untuk berbagai tujuan konsumtif. Mari bahas satu per satu supaya makin jelas. Dalam fintech P2P lending produktif, uang yang dipinjam digunakan untuk modal mengembahkan bisnis.
-
P2P Lending Produktif
Biasanya, pihak-pihak yang memanfaatkan P2P lending produktif ini adalah pelaku bisnis. Karena tujuannya digunakan untuk mengembangkan usaha, banyak keuntungan yang akan didapatkan. Yakni bunga yang lebih ringan dan juga tenor yang lebih panjang dibandingkan versi konsumtif.
Dalam hal jumlah pinjaman, biasanya juga lebih banyak dibandingkan P2P lending konsumtif. Karena itu, membuat jenis ini memiliki risiko yang lebih ketat. Untuk mendapatkan pinjaman jenis ini, pemeriksaanya akan lebih rumit dan menyeluruh. Pasalnya, pihak fintech juga menekan risiko gagal bayar. Jadi tidak semua orang akan langsung disetujui meminjam di P2P lending produktif.
-
P2P Lending Konsumtif
Sementara untuk P2P lending konsumtif ditujukan untuk berbagai kebutuhan pribadi. Bisa membeli perlengkapan fesyen, kebutuhan rumah tangga, sampai sekadar memenuhi gaya. Dari segi bunga, akan ada bunga harian dan berkisar 0,8 per harinya. Jangka waktu atau tenornya juga singkat.
Karena biasanya jumlah pinjaman kecil, tidak ada pemeriksaan menyeluruh. Karena risiko gagal bayarnya kecil. Untuk pemberi pinjaman juga akan lebih untung karena bunganya harian.
Strategi Memilih P2P Lending yang Sehat
P2P lending memang sangat memudahkan bagi kamu yang sedang membutuhkan dana segar dalam waktu singkat. Namun, kemudahan yang ditawarkan berbanding juga dengan risikonya. Misalnya saja bunga yang tinggi, ancaman kebocoran data pribadi, sampai regulasinya lemah. Karena itu, kamu perlu bijak dalam memilih P2P lending.
- Selalu pilih fintech yang sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
- Cari platform yang mudah digunakan dengan berbagai fitur canggih
- Kenali tujuan utama melakukan pinjaman di fintech P2P lending
- Ketahui dengan betul denda, bunga, dan hal-hal terkait kebijakan perusahaan yang dipilih
- Jangan mudah tergoda dengan berbagai promo yang menjebak ke gaya hidup konsumtif
Menyusun Portofolio P2P Lending
P2P lending tidak hanya jadi tempat untuk meminjam uang, ini juga bisa jadi aset investasi. Dengan keuntungannya yang menggiurkan dan sistem yang jelas, tidak heran investasi di lahan ini sedang hype sekarang. Bagi kamu yang ingin jadi investor, baik pemula atau sudah berpengalaman, bisa banget untuk dicoba.
Terlebih dahulu kamu perlu menyusun portofolio investasi dengan baik, supaya hasilnya bisa dirasakan. Hal utama yang perlu dilakukan saat hendak menyusun portofolio P2P lending, kamu sadar betul jika ada keuntungan, ada pula risiko yang bisa dirasakan. Ketahui dengan jelas cara kerja pendanaan di P2P lending.
Sebagai seorang lender, kamu harus membaca dengan teliti fact sheet setiap perusahaan atau UMKM yang mengajukan pinjaman. Lakukan metode diversifikasi supaya modal bisa menyebar ke berbagai lini, jadi risiko bisa semakin ditekan.
Jika dapat keuntungan pertama, jangan lakukan cash drag. Bagi kamu yang masih awam, cash drag ini merupakan tindakan mengambil keuntungan investasi tanpa melakukan pemutaran dana kembali.
Supaya bisa belajar lebih lanjut tentang P2P lending atau keuangan lainnya, kamu bisa daftar di Ternak Uang yang jadi tempat belajar keuangan terlengkap. Mulai dari belajar tentang perencanaan keuangan, berbagai jenis instrumen investasi, dan lainnya. Dengan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dengan bijak, impian kebebasan finansial di usia muda bukan impian semata.
Dengan belajar keuangan dan menjadi member di Ternak Uang, kamu bisa akses berbagai modul ekslusif serta berbagai talk show dengan pemateri ternama di bidang finansial. Untuk menjadi member, ada voucher promo khusus yang bisa digunakan untuk pembaca blog ini yaitu: TUBLOGGERMAR8. Dengan promo ini kamu bisa mendapatkan diskon 15% saat daftar menjadi member nanti!
JADI LEBIH TAHU NIH SOAL P2P LENDING
Hmm, P2PL juga ada yang khusus ditujukan untuk penggunaan konsumtif ya Mbak oleh debiturnya, saya pikir semuanya buat umkm atau semisal buat perorangan juga mestinya utk kebutuhan produktif. Makasih sharingnya ya, Mba Rini.