Potensi Green Steel Dalam Lindungi Bumi – Dampak dari pemanasan global tengah dirasakan hampir seluruh negara di dunia. Meski banyak negara yang telah sadar untuk melakukan pencegahan, namun belum dapat memaksimalkan upaya yang tengah dilakukan. Bagaimanapun, diperlukan kerja sama dari pemerintah, stakeholder, pengusaha dan masyarakat untuk menanggulangi permasalahan pemanasan global yang sedang terjadi. Telah banyak penemuan inovasi dan strategi yang diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk penyelesaian masalah, seperti mengubah energi menjadi lebih ramah lingkungan, pengurangan gas karbon dan banyak metode alternatif lainnya yang dapat mulai diterapkan oleh sektor industri yang menyumbang banyak gas emisi, seperti pada industri baja.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri baja merupakan sektor yang akan terus dibutuhkan sampai kapanpun. Maka dari itu, pemimpin serta pengusaha yang bergerak di bidang ini harus mempertimbangkan solusi apa yang dapat dipilih untuk mengurangi dampak dari pemanasan global sebagai bentuk dari tanggung jawab mereka.
Salah satu pengusaha yang tengah menyusun strategi dalam permasalahan dunia ini adalah Buk Liwa Supriyanti, Direktur dari perusahaan PT. Gunung Prisma. Liwa Supriyanti tengah mempertimbangkan untuk menggunakan metode green steel pada Gunung Prisma. Sebab, green steel merupakan program yang mulai diaplikasikan oleh perusahaan baja di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Liwa pun menjelaskan konsep green steel yang dapat menyelamatkan dan melindungi bumi di masa depan.
Apa Itu Metode Green Steel?
Green steel atau dikenal dengan baja hijau merupakan sebuah metode dalam pembuatan baja yang ramah lingkungan dan modern. Dalam proses pembuatan green steel, bahan yang digunakan pun tidak berasal dari batu bara ataupun bahan bakar fosil, melainkan memilih untuk menggunakan hidrogen dalam pembuatannya.
Potensi Green Steel Bagi Masa Depan
Selaku pemimpin yang telah berkecimpung pada industri baja selama lebih dari 20 tahun ini, Buk Liwa melihat adanya potensi dari green steel, sehingga sudah semestinya ia mendukung metode ini dan mengajak pengusaha dari perusahaan baja nasional lainnya untuk bersama-sama menggunakan green steel dalam bisnis baja di masa depan. Menurut Liwa, ada beberapa potensi dari green steel yang sangat penting, antara lain:
Green Steel Berikan Dampak Positif Bagi Lingkungan
Baja konvensional menyumbang 2 ton karbon dioksida dalam proses pembuatannya. Terlebih lagi baja yang menggunakan bahan bakar fosil dalam batu bara yang ternyata memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Hampir selama 200 tahun metode pembuatan dengan baja konvensional ini dilakukan. Melihat dampak dari baja konvensional, Buk Liwa memilih untuk tidak lagi menggunakan metode ini pada Gunung Prisma dan memilih green steel yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Green Steel Gunakan Energi Ramah Lingkungan
Buk Liwa sadar, bahwa green steel akan menjadi tantangan bagi pengusaha baja di seluruh dunia. Namun, dengan visi misi untuk menyelamatkan dan melindungi bumi, metode green steel dapat menjadi metode yang dapat di daur ulang dan tidak akan habis karena menggunakan hidrogen sebagai sumber energinya.
Investasi Masa Depan
Metode green steel dianggap sebagai solusi dan investasi yang dilakukan oleh banyak pengusaha baja dunia karena dengan skema pelestarian lingkungan yang baik, akan memberikan peningkatan kinerja pada seluruh rantai pasokan. Selain memberikan dampak positif bagi lingkungan, metode green steel juga berdampak pada kesejahteraan taraf hidup bagi masyarakat dunia dan Indonesia.