Apakah virus Corona hanya mengancam nyawa aja? Nyatanya enggak. Ada satu hal yang juga nggak kalah mengkhawatirkan yaitu masalah ekonomi.
Yap, sebagai anak ekonomi emang bakal luas banget pembahasan tentang dampak Corona ini ke sektor ekonomi Indonesia. Yuk persempit dulu deh, kali ini aku mau bahas sedikit tentang kira-kira apa aja sih dampak virus corona ke operasional perusahaan?
Apa tempat kerja kamu juga merasakan imbas Corona atau Covid-19 yang sama? lets discuss!
Indonesia masih menjadi negara yang terkena paparan virus yang paling mengkhawatirkan saat ini yaitu Corona atau Covid-19. Virus ini langsung menjadi sesuatu yang bagiku sendiri sangat amat bikin was was terlebih jika kita tahu angka penderita dan bahkan kematian yang teramat besar di negara-negara luar seperti China, Itali, jerman, atau Amerika.
Munculnya Corona mulai mengancam aktivitas bermasyarakat dan berbagai sektor usaha. bahkan sektor pertanian terdampak oleh Corona ini.
Tak terkecuali indonesia, meski korban jiwa tak sampai seperti di China atau Italia (naudzubillah jangan sampai ya) tapi presentasi kematian dari jumlah total penderitanya terbilang besar. Nggak heran semua jadi was was dan mulai cemas, termasuk aku. Kamu gimana?
Nah, rasa was was dan khawatir ini nyatanya nggak hanya dirasakan oleh kaum-kaum sekelas karyawan sepertiku. Ada yang jauh lebih kelimpungan, was was dan mengupayakan segala macam upaya preventif untuk mengurangi dampak Corona yang makin membesar. Siapa itu?
Yap, para pengusaha atau pemilik bisnis.
FYI, aku seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang manufaktur. Its mean, perusahaan dengan jumlah karyawan dan buruh mencapai angka ribuan. Bayangkan saja, ribuan orang tiap hari masuk ke area industri untuk mengais rejeki guna menghidupi diri sendiri (bagi yang single sepertiku), dan bagi keluarga tersayang yang menunggu di rumah (bagi para kepala keluarga dan istri yang bekerja).
Arus masuk dan keluarnya orang orang yang mana kita nggak tahu aktivitas di rumah apa, ngapain aja, ketemu siapa aja tentu bakal bikin bos ku selaku pemilik usaha yang menggaji mereka tentu was was dong. Gimana kalau kalau ada satu dari ribuan orang ini yang terpapar kemudian menulari satu dan bwaanyak orang lainnya.
Dampak Corona Terhadap Perusahaan
Dari pembahasan diatas, wajar kan kalau si boss bakalan was-was. Termasuk para jajaran top level manajemen di kantorku. Nah sebelum membahas tentang apa aja upaya preventif yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi dan menghalang dampak Corona, kita bahas dulu yuk dampak apa aja sih terkait virus corona terhadap perusahaan.
1. Proses Penagihan Berubah Menjadi Serba Digital Akibat Virus Corona
Tau kan apa yang dimaksud dengan penagihan?
Jadi atas transaksi-transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan kepada para konsumen tentu akan berlanjut dengan proses pengiriman tagihan yang berisi sejumlah dokumen pendukung seperti invoice atau faktur dagang, faktur pajak, surat jalan, kuitansi dan lain sebagainya.
Memang sebelum virus korona ini menyebar di Indonesia, udah ada beberapa customer yang hanya mau menerima tagihan dalam bentuk digital. Maksudnya dia tidak mengharuskan untuk mengirimkan dokumen fisik melainkan cukup tagihan dikirim melalui email maupun melalui website-website bisnis customer itu sendiri.
Tapi prosentase dari customer yang telah menerapkan sistem penerimaan tagihan secara digital hanya baru sekian persen dikit banget lah.
Mayoritas dari customer perusahaan sendiri sih proses penagihannya masih secara manual. Maksudnya ya tagihan itu dikirim baik langsung melalui kurir kantor, kurir eksternal atau dibawa serta oleh ekspedisi saat mengirimkan barang ke pihak customer. Tentunya dengan tanda terima yang jelas ya.
Semenjak ada corona?
Nah karena himbauan dari pemerintah sendiri yang mengharuskan social distancing dan juga meminimalisir aktivitas yang ada di perusahaan, akhirnya pun berdampak kepada proses penagihan itu sendiri. Kini banyak perusahaan yang nggak mau menerima kurir atau nggak mau menerima tamu dari luar.
Ada beberapa opsi yang dilakukan oleh customer yang aku tahu, misalnya:
- Semua dokumen penagihan dikirimkan melalui email, sedangkan fisik dokumen penagihan itu sendiri bisa disusulkan melalui kurir ataupun ekspedisi seperti JNE dan JNT dsb.
- Kurir dari perusahaan boleh datang ke perusahaan customer tapi hanya meletakkan dokumen penagihan tadi dalam sebuah kotak atau box (dropbox) yang telah disediakan oleh pihak customer itu
Dari 2 tahap di atas, intinya sama sih untuk mengurangi interaksi tatap muka dan mengurangi datangnya tamu dari luar yang datang ke perusahaan mereka.
Terus perusahaanku gimana?
Ya meski perusahaanku bergerak di bidang produksi yang ini berarti adalah perusahaan menjual dan menjadi pihak seller, tapi di sisi lain perusahaanku juga customer karena membeli bahan baku, bahan pembantu, dan dan pembelian lainnya dari supplier.
Dan ternyata perusahaan ku pun menerapkan hal yang sama sebagai customer, kami hanya menerima tagihan dengan menyiapkan sebuah drop box dan pihak penjual bisa mengirimkan tagihan tersebut dan memasukkannya dalam ke dalam drop box tersebut atau melalui email dan menyusul dengan pengiriman dokumen melalui ekspedisi terkait.
Positifnya apa dengan adanya Corona ini di sisi penagihan?
Yap, kini para pengusaha atau pemilik bisnis harusnya lebih melek dan sadar bahwa ternyata 2020 bisnis sudah semakin dekat dengan era digital.
Industri 4.0 yang seharusnya internet dan kemajuan teknologi lainnya bisa dimanfaatkan dalam bisnis yang kini berjalan. Contoh kecilnya ya untuk masalah penagihan ini, sebenarnya bukan kali ini aja aku dengar bahwa Indonesia harus mulai menerapkan sistem paperless yang artinya mengurangi penggunaan kertas.
Tapi faktanya masih sedikit banget perusaahaan yang menerapkan cara ini dan masih melakukan proses penagihan secara manual yaitu dengan pengiriman fisik dokumen penagihan itu.
Ya siapa tahu aja setelah korona ini berlalu para pengusaha pun mulai menerapkan proses penagihan secara digital entah itu melalui website bisnis atau cukup dengan email aja. Ya kaaaannnn.
2. Pembayaran atau Setoran Bank Lebih Lama Selama Masa Penyebaran Virus Corona
Dalam operasional perusahaan tentu juga melibatkan transaksi dengan bank. Setiap hari ada utusan dari kantorku yang pergi ke bank untuk melakukan berbagai macam transaksi seperti pembayaran terkait pajak, kliring giro, dan berbagai macam transaksi lainnya.
Nah kalau dulu utusan dari kantor yang menuju ke bank ini bisa sewaktu-waktu datang ke bank baik itu pagi maupun siang hari (biasanya sih kalau dari kantorku sehari dua kali) tapi kini semenjak ancaman corona merajalela, jadwal yang diberikan oleh bank lebih ketat lagi.
Hal ini juga tentu berkaitan dengan penerapan sistem social distancing yang juga mereka lakukan untuk mengurangi dampak penyebaran virus Corona di perusahaan atau kantor cabang bank tersebut.
Sebelum ada Corona ini, utusan dari kantor bisa menunggu untuk bertransaksi di dalam area bank. Tapi kini mereka disediakan tempat khusus di luar ruangan dengan kursi yang diberikan jarak sekitar satu sampai satu setengah meter.
Ini berarti jumlah orang atau nasabah yang diperkirakan masuk kedalam bank tersebut pun terbatas. Artinya nggak bisa semuanya masuk secara serentak.
Terlebih pegawai bank sendiri dibatasi jumlah orangnya. Aku dengar dari temenku yang kerja di bank bahwa ada beberapa yang melakukan sistem shift atau giliran. Jadi hal ini memungkinkan jumlah karyawan bank yang masuk pun hanya 50% nya saja.
Efeknya untuk perusahaan?
Sebenernya efek nya nggak terlalu drastis juga sih, yang pasti karena terbatasnya waktu untuk ke bank maka dari pihak manajemen pun harus mengatur schedule secara baik dan seksama agar proses transaksi keuangan tetap bisa berjalan lancar seperti biasanya.
Dulu kalau aku nitip ke kurir kantor yang ke bank untuk bayar billing pajak semisal PPn Masa, itu berangkat jam 1, sekitar jam 2 aku udah bisa terima foto bukti pembayaran yang ada nomor NTPN atau Nomor Tanda Penerimaan Negaranya. Eh sekarang harus nunggu jam 3 sampai jam 4 dong. hehehe
3. Work from Home Karena Corona untuk perusahaan. Mungkinkah?
Apa kamu udah memberlakukan work from home?
Atau melakukan kebijakan lain seperti melakukan shifting karyawan?
Kantorku? Belum sama sekali.
Udah ada pembicaraan sih untuk jaga-jaga kalau kalau suatu saat nanti tiba-tiba mengharuskan perusahaanku yang berada di Surabaya untuk Work From Home dikarenakan lockdown.
Kemarin sih aku sudah dimintai oleh atasan untuk membuat skema pekerjaan apa aja yang bisa dikerjakan dari rumah dan perkiraan waktu pengerjaan job tersebut sampai memenuhi dan nggak molor dari tanggal deadline. Apalagi pekerjaanku yang terkait dengan pajak yang kerjanya ditentukan oleh tanggal-tanggal perpajakan.
Udah aku susun sih tapi ternyata belum ada perintah untuk benar-benar melakukan lockdown dan menerapkan work from home di kantorku.
Untuk Surabaya sendiri memang masih jarang sih perusahaan yang melakukan WFH atau Work From Home ini beda dengan perusahaan-perusahaan lain yang berada di zona merah. Seperti Jakarta dan sekitarnya Jabodetabek lah ya.
Untuk Surabaya sendiri sebenarnya udah beberapa kali dinyatakan sebagai zona merah sih karena yang terjangkit virus Corona pun semakin bertambah setiap harinya. Tapi nggak tau ya mungkin belum seurgent jakarta untuk dilakukan lockdown atau karantina.
Well, sebenarnya untuk bagiku sendiri WFH bisa jadi serba salah juga ya.. Kalau dari sisi karyawan pasti mikir βwah ya lumayan enak kalau dilakukan work from home, karena benar-benar bisa terjaga dari interaksi dengan orang-orang di luar sana yang kita nggak tahu apakah mereka memaparkan virus korona atau enggakβ?
Tapi kalau balik lagi ke lingkup bisnis, apa karyawan juga akan merasa aman aman aja ketika nanti para atasan atau pemilik usaha merasa nggak bisa membayar karyawannya dikarenakan proses produksi dan pengiriman barang dagang nggak bisa dilakukan.
Naudzubillah, gimana cicilan mobilku, wkwkwkwk, astaghfirulloh gak boleh inget dunia aja.
Moga ada solusi terbaik ya.
Jadi berharap untuk Work From Home juga harus diiringi doa yang benar-benar tulus dan khusyuk buat para pemilik usaha agar usahanya tetap bisa jalan atau minimal cash flow mereka tetap bisa menggaji karyawan sampai virus corona ini pergi ya.
4. Ekspedisi β Pengurangan Jumlah Pengiriman Barang Akibat Zona Merah Corona
Aktivitas perusahaan tentu juga termasuk proses pengiriman barang dagang atau barang yang dijual. Untuk perusahaanku sendiri menerapkan sistem pengiriman barang ke customer melalui ekspedisi milik kamu atau customer langsung ambil dengan ekspedisi yang ditunjuk langsung oleh mereka sendiri.
Proses pengiriman ini bisa jadi dalam satu kota bisa juga lintas kota bahkan lintas pulau. Terkait dengan zona merah yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap proses pengiriman barang dan penjualan ini.
Kalian tahu nggak sih kalau saat lebaran proses pengiriman ke luar kota itu dibatasi karena akses jalannya ditutup dan itu adalah peraturan resmi dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Jadi kendaraan-kendaraan besar seperti truk-truk yang gede-gede itu udah nggak bisa keluar masuk kota lain.
Yang masih boleh beroperasi hanyalah kendaraan yang membawa logistik kebutuhan bahan baku. Makanya pengiriman keluar kota dibatasi maka praktis kantor atau office pun udah nggak efektif untuk bekerja dikarenakan proses penjualannya terhenti.
Sama halnya jika saat ini beberapa daerah telah menerapkan karantina ataupun lockdown yang tidak memperbolehkan kendaraan lain kecuali kendaraan yang membawa kebutuhan pokok untuk melintas kota tersebut. Ini berarti bahwa kendaraan yang membawa barang dagang dari perusahaan yang memproduksi barang nggak bisa asal lewat begitu aja dong.
Dan ini berarti bahwa penjualan pun akan berkurang bahkan terhenti untuk sementara waktu. Dampaknya? ya pasti akan berdampak ke berkurangnya laba perusahaan dong.
Untuk perusahaan ku sendiri sampai saat ini masih bisa beroperasi karena kendaraan dari supplier yang membawa bahan baku masih bisa masuk ke Surabaya dan area kantorku yang berada di perbatasan Gresik.
Dan kami pun masih bisa menjual dan mengirimkan hasil produksi kepada customer yang wilayahnya belum melakukan ataupun karantina.
Tapi bayangkan deh kalau suatu saat nanti semua wilayah atau banyak wilayah yang dinyatakan zona merah sama sekali tidak memperbolehkan kendaraan lain masuk ke wilayahnya. Duh, semoga nggak akan terjadi ya.
5. Berbagai Kebijakan yang Mengatur Perihal Social Distancing
Manajemen atau pun para bos yang ada di perusahaan ku kelihatan banget setelah virus corona ini menyebar mereka langsung melakukan tindakan-tindakan preventif untuk mengamankan para karyawannya dari paparan virus Corona.
Para pemilik usaha yang baik memang seharusnya melakukan hal-hal demikian, pasalnya sehat ataupun nggak nya para pekerja mereka juga pasti akan berdampak ke aktivitas bisnis yang mereka miliki. Berarti berdampak pula ke pundi-pundi uang yang masuk ke kantong mereka nantinya.
Sesuai dengan anjuran para ahli kesehatan dan juga pemerintah, perusahaan ku pun menerapkan dan membuat kebijakan-kebijakan yang tujuannya mengurangi penyebaran virus Corona ini. Kebijakan tersebut adalah:
- Seluruh karyawannya diwajibkan memakai masker di area kantor tanpa terkecuali
Para karyawan hanya diperbolehkan melepaskan masker saat makan siang. - Meletakkan hand sanitizer di seluruh sudut perusahaan
Selain menganjurkan semua karyawan untuk sering melakukan cuci tangan, mereka juga meletakkan beberapa bahkan banyak sekali hand sanitizer di beberapa sudut perusahaan. - Shift jam makan siang
Kalau tadinya makan siang di tempatku nggak diatur mau jam berapa aja asalkan diantara jam 12 sampai jam 1 siang, tapi sekarang jam makan siang ini telah ditentukan setiap orangnya dan dibagi ke dalam tiga shift yaitu jam 12 sampai jam 12.15. Lalu kedua jam 12.15 sampai 12.30 dan jam terakhir yaitu 12.30 sampai 12.45. Dan sisanya boleh dilakukan untuk beristirahat ataupun ibadah.
Aku sendiri yang biasanya selalu makan jam 12 tepat sekarang harus bergeser mulai jam 12.30. Artinya aku bisa istirahat dulu atau ibadah dulu sebelumnya. Tujuannya agar di kantin perusahaan tidak terjadi desak-desakan atau berkumpulnya para karyawan yang makan siang yang bisa memenuhi satu ruangan. Meja makan di perusahaan di kantin perusahaan tempatku bekerja itu berbentuk lingkaran yang biasanya kalau normal bisa ditempati oleh 6 atau 7 orang.
Tapi sekarang hanya boleh ditempati oleh 4 orang yang bahkan setiap tempatnya itu dikasih satu stiker bertuliskan βletak piring di siniβ. Artinya bisa dipastikan akan ada jarak yang cukup dan sesuai dengan teori social distancing.
Ini adalah beberapa contoh kebijakan yang diterapkan oleh pemilik atau bos di kantorku. Untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak penyebaran virus Corona di lingkungan perusahaan.
Kalau di perusahaan tempat kalian bekerja, upaya preventif apa nih yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi dampak corona?
6. Ancaman PHK? Pengurangan Karyawan, Karyawan Dirumahkan karena Corona? Sejauh Itu?
Kalau virus Corona semakin memuncak dan makin meluas di Indoenesia, bukan nggak mungkin perusahaan akan mebgurangi aktivitas bahkan mengurangi jumlah karyawan guna menekan biaya yang muncul.
Naudzubillah ya semoga hal ini nggak akan terjadi.
Tapi fakta di pemberitaan udah ada beberapa karyawan yang terpaksa merumahkan karyawannya karena proses produksi tak bisa dilakukan. Yap, cash flow ancur-ancuran sementara bunga bank harus tetap berjalan. Sampai detik ini sih informasi nya untuk perusahaan belum ada tuh penangguhan bunga bank. Bismillah ya yuk kita doa bareng perusahaan tempat kita kerja aman-aman aja.
Hal Positif yang Muncul Akibat Virus Corona yang Sebaiknya Diteruskan di Perusahaan
Aku percaya semua yang terjadi atas kehandak Alloh, meski itu nggak kita sukai pasti akan meninggalkan sesuatu yang bisa kita ambil hikmahnya.
Termasuk Corona ini, selain rasa simpati dan empathi ke sesama yang makin meningkat ada baiknya masalah kebersihan juga terus diterapkan seperti misalnya sering cuci tangan dan atau pake hand sanitizer.
Aku seneng sih saat perusahaan akhirnya juga lebih aware masalah kebersihan dan lebih perhatian ke karyawannya dengan menyediakan handsanitizer serta menerapkan shift untuk jam makan siang. Bener bener berasa itu kantin jadi makin bersih dan nggak perlu berebut dulu-duluan dapat makanan (padahal ya semua karyawan dapat jatah makan) wkkwk.
Nah itu dia beberapa dampak Virus Corona di perusahaan atau di kantor tempatku bekera. Aku yakin nggak hanya aku dan perusahaan tempatku aja sih yang terdampak aktivitas atau operasional perusahaannya.
Yuk boleh sharing dibawah, kondisi kantor kamu sekarang gimana?
Udah Work from Home? Atau ada kebijakan-kebijakan perusahaan yang bikin kamu tetep nyaman bekerja selama wabah Corona ini masih mengancam?
banyak banget yang berdampak di corona ini, teman saya pun kena PHK π belum lagi kesulitan dalam mencari pekerjaan baru ya.