Loading

Aksi Nyata Jaga Hutan Demi Cegah Dampak Perubahan Iklim Ekstrim

Kalian merasa nggak kalau akhir-akhir ini cuaca seringkali panas? Kalau aku sih iya. Bahkan setelah aku cek suhu di kota Semarang yang aku tempati sekarang rata-rata 34 sampai 35 derajat Celcius. Suhu ini mulai naik sejak awal tahun 2023 ini.

Meskipun aku kerja di ruangan ber-AC tapi tetap aja rasa gerah menanti waktu sore bahkan malam mau tidur. Waktu pagi, aku selalu bangun jam 4 dan cuaca memang masih dingin, tapi setelah masuk pukul 6 apalagi ke 7 pagi udara makin gerah.

Padahal sejak aku tinggal di Semarang di tahun 2015 cuaca nggak seperti ini. Ternyata bukan cuma Semarang yang mengalaminya tetapi juga kota lain. Perubahan ini baru sebagian kecil yang jadi efek perubahan iklim ekstrim. Masih banyak perubahan yang terjadi dan harus diantisipasi. Yuk simak aksi nyata seperti apa yang perlu dilakukan.

Dampak Perubahan Iklim Mengkhawatirkan di Indonesia dan Global

Dampak Perubahan Iklim Mengkhawatirkan di Indonesia dan Global

Indonesia dulu terkenal dengan julukan paru-paru dunia karena menjadi negara yang memiliki hutan terluas di dunia. Sayangnya julukan ini tidak lagi sama, karena ada begitu banyak perluasan lahan yang membuat hutan menjadi kecil.

Ini baru salah satu contoh saja, ada begitu banyak fenomena perubahan iklim ekstrim yang terjadi di Indonesia maupun luar negeri.

1.     Luas Kebakaran Hutan di Indonesia yang Meningkat

Melansir Databoks Katadata, luas area kebakaran hutan di Indonesia meningkat pada tahun 2021 sampai 19,4%. Area yang mengalami karhutla paling besar adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan juga Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bahkan bukan di tahun ini saja, di tahun sebelumnya seperti 2018 meningkat 219% dari tahun sebelumnya. Bencana karhutla masih saja terus berulang di Indonesia dan penyebab utamanya karena perubahan iklim.

Perubahan iklim yang ekstrim membuat kemarau berkepanjangan sehingga memicu terjadinya kebakaran hutan. Bahkan risiko kekeringan diprediksi masih akan terus meningkat. Khususnya di wilayah Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan juga Jawa.

2.     Banjir Bandang di Berbagai Daerah

Perubahan iklim yang ekstrim menimbulkan curah hujan tinggi dan berkepanjangan. Hal inilah yang menimbulkan banjir bandang di sejumlah daerah. Belum lama ini terjadi banjir bandang di kota Manado dan merupakan yang ketiga kalinya dari tahun 2014. Melansir Detiknews, banjir terjadi di 25 kelurahan ditambah 9 titik longsor.

Banjir Bandang di Manado ini juga telah menelan korban jiwa dan kerusakan banyak rumah warga. Selain di Manado, banjir bandang terparah juga pernah terjadi di 10 Kabupaten Sumatera Barat tahun 2016. Tentu saja kerusakan yang diakibatkan sangatlah tinggi.

3.     Gelombang Panas di Eropa

Bukan hanya di Indonesia, benua Eropa yang notabene banyak negara maju juga tidak terlepas dari perubahan iklim ekstrim. Gelombang panas kerap kali melanda Eropa, khususnya di Inggris, Spanyol, Jerman hingga Portugal. Bukan sekedar suhu yang ekstrim namun juga sudah memakan korban.

Dilansir dari Kompas, gelombang panas di Eropa memiliki suhu lebih dari 40 derajat Celcius. Akibatnya lebih dari 500 korban meninggal dan banyak jalanan meleleh di beberapa daerah. Gelombang panas terjadi akibat pemanasan global yang terus meningkat 1,1 derajat Celcius dari abad ke-19.

Begitu banyak fenomena perubahan iklim yang aku sendiri takjub membacanya. Aku sendiri juga sudah merasakannya dengan perubahan suhu di kota tempat tinggal. Nggak bisa dibayangkan bagaimana panasnya suhu di Eropa sana.

Fungsi Hutan Mencegah Perubahan Iklim Ekstrim

Dampak perubahan iklim sudah kita rasakan, lalu adakah cara untuk mengantisipasinya? Tidak nyaman tentunya tinggal dengan suhu panas terus menerus belum lagi bahaya bencana alam yang mengintai.

Untungnya Indonesia punya cara yang tepat, tinggal bagaimana kita mau untuk melakoninya. Caranya yaitu dengan melestarikan hutan kembali. Hutan di Indonesia itu sangat istimewa, seperti yang aku tadi bilang Indonesia adalah paru-paru terbesar di dunia.

Ada banyak sekali fungsi hutan untuk mencegah perubahan iklim ekstrim seperti:

1.      Hutan Menyerap Emisi dari Aktivitas Manusia

Hutan di Indonesia adalah hutan tropis yang memiliki luas sekitar 126 Ha dan menjadi yang terbesar ketiga dari Brazil dan Kongo. Hutan tropis memiliki keistimewaan yaitu bisa mereduksi karbon yang ada di atmosfer lebih banyak dibandingkan hutan lainnya.

Sebanyak 2,4 miliar ton karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia seperti kendaraan sampai dengan pabrik diserap oleh hutan. Hutan akan menyerap karbon pada jaringan kayu, material organik dalam tanah, dedaunan, sampai buah.

2.     Rumah Bagi Banyak Hewan dan Tumbuhan

Hutan juga menjadi rumah bagi berbagai jenis hewan mulai dari burung, serangga sampai dengan ikan. Hutan menjadi rumah dari 90 hewan sampai dengan tumbuhan yang berperan besar dalam rantai makanan.

Penting sekali untuk menjaga keberlangsungan rantai makanan ini supaya ketahanan pangan manusia. Jika hutan tidak segera dilestarikan maka ancaman kekurangan pangan dalam beberapa tahun ke depan bisa saja terjadi.

3.     Memantulkan Sinar Matahari Keluar Atmosfer

Selain menyerap karbon, hutan juga berfungsi untuk memantulkan kembali sinar matahari agar keluar dari atmosfer. Hal inilah yang membuat suhu udara di dunia tetap terjaga dan sejuk karena tingkat kelembaban meningkat. Saat tingkat kelembaban meningkat maka perubahan iklim ekstrem tidak akan terjadi kembali.

Mengintip Aksi Nyata Komunitas dalam Menjaga Hutan

Sayangnya memahami fungsi hutan saja tidak cukup. Masih perlu aksi nyata untuk bisa melestarikan hutan supaya dapat berfungsi dengan lebih baik lagi. Sampai saat ini aksi nyata masih didominasi oleh komunitas-komunitas tertentu.

Mengulik apa saja aksi nyata yang sudah dilakukan komunitas, aku menemukan beberapa informasi seperti:

1.     Hutan Itu Indonesia (HII)

Aksi Nyata Jaga Hutan Demi Cegah Dampak Perubahan Iklim Ekstrim-1

Salah satu komunitas yang sudah berdiri sejak 2016 yang memiliki visi utama yaitu menyadarkan semua orang akan kekayaan hutan Indonesia dan mengajak memberikan kontribusi. Sampai saat ini ada banyak aksi nyata yang sudah dilakukan.

Sebagai contoh kecil seperti kampanye hutan dengan memberikan masker, pengenalan isu hutan di masyarakat. Ada juga ekspedisi ke hutan untuk melihat secara langsung kondisi dan mencoba untuk menjaga kelestariannya.

2.     Relawan Lindungi Hutan

Ada juga komunitas Lindungi Hutan yang sering membuka lowongan relawan. Komunitas yang didirikan dari tahun 2018 ini juga memiliki segudang kegiatan untuk mengedukasi hingga melindungi hutan secara langsung.

Relawan melakukan edukasi kepada petani, memantau hutan yang perlu dirawat, menanam pohon, dan masih banyak lagi.

3.     Komunitas Lokal Menjaga Kearifan Hutan

Di Indonesia ada begitu banyak komunitas lokal atau komunitas adat yang berdomisili di dalam atau sekitar hutan. Komunitas inilah yang masih terus menjaga kearifan lokal hutan dengan menerapkan kebudayaan atau adat istiadatnya. Contohnya masyarakat Lindu yang tinggal di Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).

Masyarakat Lindu memiliki Majelis Adat Ngata Lindu atau Totua Ngata yang memiliki tugas utama untuk mengatur penggunaan hutan. Totua Ngata memastikan agar penggunaan hutan sesuai dengan hukum yang berlaku di komunitas tersebut.

Aksi Kecil dan Nyata Masyarakat Kota Menjaga Hutan

Kalau melihat aksi-aksi yang telah dilakukan komunitas tadi rasanya aku sangat iri. Mengingat aku saat ini tinggal di perkotaan dan terikat dengan pekerjaan, sehingga tidak mungkin untuk bisa bergabung menjadi relawan untuk rutin menjelajahi hutan.

Tapi, aku nggak berkecil hati karena buktinya sudah banyak aksi kecil dan nyata yang aku lakukan selama ini meskipun tinggal di kota.

1.     Traveling ke Hutan

Setiap beberapa minggu sekali aku selalu menyempatkan untuk traveling ke hutan atau camping. Biasanya aku mengunjungi hutan terdekat seperti di Gunung Ungaran, hutan pinus Kayon dan masih banyak lagi. Cukup dengan mengunjungi hutan bisa jadi aksi yang nyata.

2.     Menceritakan Kunjungan ke Hutan

Sering berkunjung ke hutan lantas tidak hanya aku simpan sendiri. Aku juga menyebarkannya dalam bentuk konten foto tentang hutan di Instagram dan juga artikel di blog. Supaya lebih banyak lagi orang yang aware tentang hutan.

3.     Menggunakan Produk Hasil Hutan

Aku juga menggunakan banyak produk hasil hutan yang banyak diproduksi oleh komunitas lokal. Tujuanku adalah agar komunitas lokal mendapatkan support dan mereka bisa terus menjaga kearifan hutan.

Inilah aksi nyata yang sudah aku lakukan selama ini. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga sudah melakukannya?

Sumber:

https://ditjenppi.menlhk.go.id/berita-ppi/3587-aksi-nyata-solusi-dampak-perubahan-iklim.html

https://www.kompas.com/sains/read/2021/04/22/183000123/hari-bumi–ketahui-10-dampak-perubahan-iklim-di-indonesia?page=all

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/11/luas-kebakaran-hutan-dan-lahan-ri-bertambah-19-pada-2021

https://regional.kompas.com/read/2023/02/14/07000021/fenomena-banjir-bandang-dan-penyebabnya?page=all

https://kumparan.com/kumparannews/5-banjir-bandang-terparah-yang-terjadi-di-indonesia/4

https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/22/112500765/gelombang-panas-eropa-penyebab-dan-mengapa-dampaknya-bisa-sangat-mematikan?page=all

http://pskl.menlhk.go.id/berita/281-masyarakat-adat-kearifan-lokal-yang-menjaga-hutan.html

 

svg

What do you think?

Show comments / Leave a comment

Leave a reply

svg
Quick Navigation
  • 01

    Aksi Nyata Jaga Hutan Demi Cegah Dampak Perubahan Iklim Ekstrim