Candi Ijo, Cagar Budaya Indonesia dengan Spot Sunset Terbaik Di Jogja yang Tak Boleh Terabaikan

Jogja adalah tempat dengan destinasi wisata yang berlimpah ruah. Hampir seluruh sudut Jogja mempunyai potensi yang mengundang para wisatawan tertarik kesana, tak terkecuali aku. Bahkan, gang-gang atau pinggiran jalan Jogja bisa jadi tempat yang dituju oleh para wisatawan loh karena banyak tempat kuliner sederhana namun tetap hits. 
Candi Ijo, Cagar Budaya Indonesia
dok. pribadi celotehdinihari.com


Wisata alam maupun perkotaan, serta oleh-oleh khas jogja yang beragam akan melengkapi waktu liburan semua wisatawan. Belum lagi adat dan
budayanya yang kental yang selalu membuat Jogja mempunyai hawa dan suasana yang
berbeda dengan kota-kota besar lain di Indonesia.

 
Saking banyaknya destinasi wisata di Jogja, kerap kali aku sampai bingung sendiri mau nyusun itinery perjalanan kemana aja kalau kesana. Meski udah sering ke Jogja, kayaknya nggak akan pernah cukup deh waktu buat menjajaki semua destinasi wisatanya.


Menjanjikan Eksotisme Sunset, Melajulah Aku Menuju Salah Satu Cagar Budaya Indonesia, Candi Ijo

Saat liburan ke Jogja beberapa waktu lalu, aku mencari referensi dan rekomendasi tempat wisata yang pengennya masih baru, nggak terlalu ramai, tapi punya view yang kece.

“dek, wisata jogja sing sik rodok sepi, bisa nontok sunset, bisa nyante nggak sesek-sesek an karo wong akeh nang ndi”, celotehku ke adek sepupuku yang emang kuliah di Jogja.
 
“Ngimpi mbak!! meh nang ndi, yo nang kosku ae nek pengen sepi”, sepupuku gemes denger pertanyaanku. wkkww

 

 
Meski menjawab dengan nada gemes dan kesel tapi adiku yang baik hati ini rupanya tetap punya solusi buat mbaknya yang haus akan liburan. 

“Candi ijo mbak, cedak teko Candi Ratu Boko, tapi wong-wong lebih akeh kenal Candi Ratu Boko timbang Candi Ijo, dadi nggak sepiro rame biasane, isok sunset-an sisan”, lugas si Bembi menjelaskan.
 
**
 
 
Wah menarik,
pikirku. Namanya benar-benar asing, belum pernah aku dengar sebelumnya.
Biasanya jika berbicara candi di Jogja maka yang terlintas adalah Candi
Prambanan dan Candi Ratu Boko. Lalu apa ini? CANDI IJO? Hmmm. 
 
Menjawab penasaranku, akhirnya pergilah aku sore harinya menuju Candi Ijo yang dibicarakan sepupuku tadi. berkendara sepeda motor matic kami menyelusuri jalanan Jogja melewati jalan Raya Solo – Yogyakarta. 

dok. pribadi celotehdinihari.com


Kata adikku, Candi Ijo merupakan sunset point atau spot menikmati matahari terbenam yang sangat ciamik populer di Jogja. Meski kepopulerannya masih begitu masih belum sebesar Candi-Candi atau Cagar Budaya Indoensia lainnya di Jogjakarta seperti Candi Prambanan.


Meski terlihat kecil dengan kawasan yang tak seluas Candi Prambanan, tapi Candi Ijo ini punya satu kelebihan yang tidak bisa kita dapatkan di Candi Prambanan. Kelebihan tersebut adalah karena Candi Ijo terletak di dataran tinggi dan darinya bisa kita nikmati sunset yang cantik dan menawan. Nggak banyak loh candi yang bisa kita jadikan tempat bersantai untuk menikmati sunset ini.
dok. pribadi celotehdinihari.com

 

Siapa sih yang nggak suka sunset? Waktu tersyahdu setelah waktu subuh dan sunrise. Kilau cahaya jingga yang memerah dari ujung cakrawala selalu menimbulkan rasa tenang dan syahdu bagi penikmatnya. Kilauan warna yang makin kuat sebelum bumi menggelap.
dok. pribadi celotehdinihari.com

 

Nggak aneh rasanya jika sunset memang salah satu incaran para wisatawan dimanapun.
 

Mengenal Candi Ijo, Mengenal Leluhur dan Budaya Indonesia

Singkat cerita sampailah kami ke tempat tujuan yaitu Candi Ijo. Aku pribadi cukup takjub dengan pemandangan yang aku dapatkan. Ku parkir sepeda motor matic yang tadi aku bawa kemudian langsung masuk ke area atau kawasan Candi Ijo.



Sudah cukup ramai namun masih dalam hitungan yang wajar, kala itu sekitar jam 4 sore. Kelihatan sekali kalau orang-orang datang untuk menyaksikan Sunset yang memang digadang-gadang hal yang paling menarik dari Candi Ijo.
 
Sambil menunggu matahari semakin turun, aku pun jalan-jalan mengitari area candi. Tak Butuh waktu lama sebenarnya untuk memutari area Candi ini, tapi karena aku nggak mau ke Candi Ijo ini hanya sekedar untuk menikmati Sunset aku pun penasaran dengan cerita dibalik berdirinya Candi Ijo ini. Seenggaknya ada hal yang bisa aku aku dapatkan selain pemandangan matahari terbenam misalnya tentang apa sih di balik relief atau arca yang ada di Candi Ijo ini. 
 


Kenapa Bernama Candi Ijo

 

Saat paling menyenangkan ketika travelling adalah bercengkerama degan warga sekitar. Pun saat aku mengunjungi Candi Ijo kemarin. Aku sempat duduk di warung sekitaran Candi Ijo lalu berinteraksi dengan beberapa warga lokal yang sudah pasti ramah dengan segala unggah ungguh alusnya.
 
“Kenging nopo kok namine Candi Ijo Pak (kenapa kok namanya Candi Ijo Pak)”, tanyaku tentu dengan logat Bahasa jawa halus sebisaku.
 
“Oh niku mbak, mergo candine niku mau wonten ing gunung (Gumuk Ijo) ngoten, katon ijo seko nduwur”, jawab si Bapak.
 

Dan emang iya sih, dari atas tuh kita bisa menikmati panorama indah jogja dari atas, bentang alam yang hijau, bahkan bandara Adi Sucipto pun terlihat dari sini. Masyaalloh batinku!

 

Candi Ijo merupakan sebuah candi bercorak hindu yang letaknya tak jauh dari tempat wisata ‘tebing breksi’ yang lagi hits itu. Candi Ijo sendiri yang berdiri sekitar 9 abad yang lalu. Kalau dari kota Jogjakarta Candi Ijo ini berjarak kira-kira 18 km. Saat menuju Candi Ijo, kita akan melewati destinasi wisata Jogja lainnya yaitu Tebing Breksi yang juga selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan dari seluruh penjuru Indonesia terutama pada saat hari libur nasional atau pun weekend.

 
Memang kompleks Candi Ijo ini tak terlalu luas, nggak bikini kita jalan jauh capek-capek karena hanya sekitar 0.8 hektar aja. Entah memang luasnya segini aja atau ada komplek candi yang masih tenggelam, aku pun belum dapat informasi meyakinkan. Cuman kata warga bisa aja ada kemungkinan masih ada wilayah candi yang belum terbuka, pasalnya kadang-kadang warga menemukan artefak-artefak disekitar nya yang kemungkinan bagian dari Candi Ijo. Wallohualam.
dok. pribadi celotehdinihari.com
  • Bangunan atau Kompleks Candi Ijo
Kompleks candi utama ada di bagian timur yaitu disisi paling tertinggi. Di candi utama ini sendiri terdiri dari 3 candi yaitu Candi Induk, Candi Pewara dan dan Candi Pengapit.  Di hadapannya ada 3 candi lagi dengan ukuran yang lebih kecil. History nya sih konon katanya dulu dipakai untuk memuja Trimurti, Brahma, Wisnu dan Syiwa. 
  • Ragam Relief Candi Ijo
Saat kita sampai di Candi Ijo, kita bisa menyaksikan langsung ragam relief yang terpahat pada dinding-dinding candi. Relief ini menandakan peninggalan umat Hindu. Jika kita terus mengamati sisi candi, pada bagian atas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda. Kala makara ini menunjukkan bahwa candi ini merupakan bentuk akulturasi atau proses sosial antara pencampuran dua kebudayaan atau lebih yaitu kebudayaan Budha dan Hindu. Ada pula relief seorang lelaki dan perempuan yang melayang dan konon menggambarkan Dewa Siwa dan Dewi Parwati sebagai lambang yang berguna untuk mengusir roh jahat.
  • Lingga – Yoni
Memasuki area Candi, kita bisa lihat juga loh peninggalan lain seperti Lingga – Yoni dengan ukuran yang cukup besar yang terdapat di dalam candi. Menurut Kepala Unit Candi Ijo, besarnya ukuran Lingga Yoni tersebut menandakan besarnya pemujaan terhadap Dewa Siwa dan Dewi Parwati (istrinya). Selain mempresentasikan Dewa Siwa dan Dewi Parwati, Lingga-Yoni merupakan gambaran dari sifat lelaki dan perempuan yang bisa bermakna sebagai kesuburan dan awal mula suatu kehidupan di dunia.
  • Arca
Selain mengamati Lingga-Yoni, kita juga bisa melihat dan menikmati arca dan relief lain di Candi Ijo Jogja ini. Ada arca nandi atau lembu yaitu binatang yang dijadikan kendaraan oleh Dewa Siwa. Ada juga arca-arca lainnya seperti arca Agastya, Ganesha dan Durga yang merupakan hiasan pada tempat-tempat tertentu pada dinding candi (sekarang disimpan di Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala / BP3 Yogyakarta). 
 

Lokasi Candi Ijo

Candi yang dibangun pada abad ke-9 ini berada di dataran tinggi atau bukit yang bisa dikenal dengan nama Gumuk Ijo yang merupakan bagian dari Perbukitan Batur Agung. Lokasi Candi Ijo ini adalah di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman (bisa langsung ketik Candi Ijo di Googke maps ya). Ketinggiannya sekitar 425 mdpl.

 

Akses Jalan Candi Ijo

Jalannya sih sudah seluruhnya beraspal dari pusat kita Jogja sampai lokasi. Bisa ditempuh dengan motor, mobil, bahkan bis sekalipun. Namun hati-hati ya, mungkin nggak semua mobil bisa nanjak nanjak lincah gituu. Aku berangkat jadi sekitaran UMY (bukan tengah kota) menempuh perjalanan sekitar 1 jam an.


 

Tiket Masuk Candi Ijo

Untuk bisa masuk ke kawasan Candi Ijo ini ini, kita hanya harus membayar Rp5000,- untuk dewasa dan Rp3000,- untuk anak-anak. Murah sekali bukan? 

View Candi Ijo

Apa
yang bisa dinikmati dari destinasi wisata yang tiket masuknya saja bahkan hanya
Rp5000,-? Eits, jangan cemas, meski hanya membayar murah namun banyak yang bisa
kita dapatkan disini.
 
Seperti
namanya, Candi Ijo ini benar-benar lekat dengan kata hijau. Sepintas melihat
kawasan candi memang benar-benar hijau. Masuk lebih dalam ke area candi berdiri
warna hijau akan semakin memanjakan mata. Belum lagi rumputnya yang tumbuh
dengan baik dan terawat rapi, membuat setiap pengunjung ingin bersantai-santai
duduk diatasnya.


dok. pribadi celotehdinihari.com

 



Dari loket pintu
masuk ke area candi utama tak terlalu jauh karena memang luas area nya yang tak
sebesar Prambanan yaitu hanya sekitar 0.8 hektar (kata google, aku nggak bawa
meteran buat ngukur. hehe). Kita hanya perlu jalan sebentar kemudian menaiki
anak tangga dengan tinggi sekitar 3 atau 5 meter untuk sampai ke area candi.
dok. pribadi celotehdinihari.com


Ada 3 candi yang tegak berdiri di depan candi utama (wah kayak patih ngawal raja yaaa… hehehe). Candi utama terletak di belakang sendiri dengan ukuran yang paling besar. Dari candi utama ini jika kalian berdiri menghadap ke candi kecil didepannya maka sekaligus kalian akan melihat sunset yang menyeruak diantara kedua candi kecil didepannya. Like this!
 
Dari
atas area candi ini kita bisa menikmati pemandangan yang hijau dan persawahan
serta view kota Jogja dari ketinggian. Benar-benar worth it kalau kata aku.
Satu lagi pemandangan yang bisa kita nikmati dari atas sini adalah aktivitas
Bandara Adi Sucipto dari kejauhan.


Banyak Spot Foto Favorit di Candi Ijo, Cocok untuk Para Penggemar Fotografi

Jika
beruntung kita akan bisa menikmati sunset dari sini. Yaa, beruntung dari sini
maksud aku adalah timing dan cuaca yang tepat. Karena telat datang kesini
(terlalu sore) atau saat cuaca mendung apalagi hujan maka kita akan gigit jari
tak bisa menikmati indahnya sunset


dok. pribadi celotehdinihari.com


Tak heran banyak pengunjung yang datang kesini di sore hari untuk
mengejar sunset. Di weekend atau long weekend kalian harus sedikit bersabar
untuk mendapat foto terbaik (bocor dimana mana  karena ramai). Tak sedikit
fotografer amatir bahkan profesional yang menjadikan lokasi ini sebagai studio
alam mereka. Mungkin jika aku orang jogja aku akan lebih milih kesini saat
weekdays 😀 pasti lebih lega fotonya. haha
dok. pribadi celotehdinihari.com

Dear Travellers, 

Sebagai sesama orang yang senang menikmati keindahan alam dan nikmat dari sang pencipta rasanya aku berhak nih ngasih beberapa pesan atau masukan untuk teman-teman yang mempunyai hobi sama yaitu travelling atau liburan terutama ke situs-situs indonesia di manapun berada.

1. Menikmati Cagar Budaya dan atau Museum Tak Hanya Sekedar Mengambil Foto Indah Semata

 
“Liburan di Jogja kemana aja?”
 
“Kemarin aku nyobain ke Candi Ijo say, bagus banget tempatnya buat foto-foto”
 
“Wah keren, main ke cagar budaya. By the way itu Candi Hindu apa Budha sih?”
 
“Walah mana ku tahu, yang penting kan fotonya hahahha”
 
“Healah -___- “
 
 
Hayo apa kalian golongan orang-orang yang seperti contoh di atas? Iya, ya yang kalau liburan tujuannya ya cuman buat foto-foto aja. Makan nggak peduli atau nggak mau tahu tentang destinasi wisata yang kamu kunjungi.
 
Miris kan kalau tujuan semua orang mendatangi cagar budaya Indonesia dengan tujuan hanya berswafoto demi kebutuhan sosial media Semata. Padahal cagar budaya itu saksi hidup peradaban di masa lalu yang tentu bakal menarik banget kalau kita telisik.
 
Jadi buat kamu para traveller, coba dong dapatkan sesuatu yang lain dari destinasi-destinasi wisata yang kamu kunjungi selain hanya foto-foto aja. 
 

2. RAWAT atau MUSNAH : Pesan Untuk Siapapun Kalian, Warga, Travellers, Semuanya

Selain aku menyarankan tentang manajemen waktu yang baik jika mau menikmati sunset secara maksinal dari area Candi Ijo, aku juga ingin berpesan hal-hal penting lainnya.


Plisss, jangan buang sampah sembarangan ya. Tempat ini udah cantik banget
sumpah, jangan sampai deh dikotori sama tisu-tisu atau tusuk pentol bakar yang
kalian makan hasil beli dari luar gerbang candi ijo. Huft

Sedikit kesal pas sampai sana masih banyak remasa bahkan orang dewasa bahkan yang nggak paham masalah kebersihan. Sudah disediakan tempat sampah kok ya masih lempar-lembar bungkus makanan atau permen dari atas teras berundak ke bawah. Masih banyak yang pakai tisu lalu dibuang begitu aja. Sumpah jorok, mengganggu kenyamanan wisatawan lain yang niat datang kesana untuk benar-benar menikmati sunset di Candi Ijo.


Yuk lah bersama-sama menumbuhkan kesadaran masing-masing akan pentingnya menjaga Cagar Budaya Indonesia, apapun dan dimanapun itu.


Pentingnya Merawat Cagar Budaya Indonesia Agar Tak Punah atau Rusak

  • Cagar Budaya Indonesia Memberi Nilai Identitas Diri Bangsa
Adanya cagar budaya di Indonesia yang tetap dilestarikan bisa memperkenalkan Indonesia ke mata dunia sesuai dengan identitasnya yang khas yaitu menjunjung dan menjaga kebudayaannya yang melimpah ruah di setiap daerah. Secara tidak langsung cagar budaya Indonesia menunjukan identitas nilai bagsa, sejarah bahkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, apapun jenis cagar budaya di Indonesia harus tetap dilestarikan agar bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya kepentingan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
  • Cagar Budaya Indonesia Dapat Memupuk Rasa Bangga dan Memperkokoh Kesadaran Jati Diri Bangsa
Miris rasanya kalau para anak muda atau kaum milenial mulai tidak merasa bangga akan cagar budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Padahal cagar budaya ini jika dilihat oleh orang asing atau orang di luar Indonesia merupakan sesuatu hal yang unik dan menarik bahkan bisa mendatangkan para wisatawan dari luar negeri untuk berliburan dan mengunjungi cagar budaya Di Indonesia. Dengan masih adanya banyak cagar budaya Indonesia yang masih kokoh dan terawat, seharusnya akan lebih bisa memupuk rasa bangga para anak muda maupun kalung kaum milenial akan jatidiri bangsanya.
 

Masalah Utama Dalam Menjaga Cagar Budaya Indonesia

dok. pribadi celotehdinihari.com
Mengutip dari laporan Kemendikbud di url BERIKUT , ada beberapa permasalahan pelestarian kawasan cagar budaya Indonesia, seperti:
  1. Penetapan Status Kawasan Cagar Budaya yang belum jelas
  2. Perencanaan Pengelolaan Kawasan yang  tidak tuntas
  3. Penetapan zonasi yang kurang melindungi keseluruhan aset kawasan
  4. Konflik Pemanfaatan dan Pengelolaan 


Tiga Komponen Yang Harus Ikut Serta Melestarikan Cagar Budaya Indonesia Pemerintah

dok. pribadi celotehdinihari.com

Menurutku, bukan saatnya lagi kita saling tunjuk siapa yang paling bertanggung jawab merawat cagar budaya Indonesia.  Semua pihak bisa berperan positif guna mempertahankan cagar budaya atau museum-museum di Indonesia.

1. Pemerintah

Bertugas atau berperan untuk membuat peraturan dan sosialisasi serta melindungi dan mengembangkan cagar budaya Indonesia tentunya dengan kebijakan-kebijakan yang sesuai. Kemarin denger di radio, katanya baru-baru ini Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) melakukan pemugaran cagar budaya di Candi Ijo. BPCB DIY memugar beberapa cagar budaya dan salah satunya yaitu talut teras XI sisi barat pada Candi Ijo.



2. Masyarakat 

Berperan dan bertugas melindungi serta merawat dan memanfaatkan atau menikmati cagar budaya Indonesia dengan benar dan bijaksana. Contoh kecilnya adalah menjaga kebersihan dan tidak melakukan perusakan seperti vandalisme.

3. Swasta 

Pihak swasta berperan untuk mengembangkan cagar budaya Indonesia tersebut dengan cara bijaksana dan tidak hanya memikirkan masalah pemasukan atau penghasilan semata.

 

Masa Depan Cagar Budaya Indonesia Akan Cerah Dan Indah Apabila

  • Identitas Budaya Kuat
  • Kesejahteraan Lebih Baik
  • Kesinambungan Antara Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan


Akhir Kata… 

Yuk semua, aku ajak teman-teman semua yang baca artikel ini yang  aku yakin kaum-kaum modern dan terpelajar untuk sama-sama sadar akan pentingnya merawat Cagar Budaya Indonesia dengan cara menjaga kebersihannya, tidak melakukan perusakan atau vandalisme dan lain sebagainya. 
 
Aku juga akan kalian untuk menyuarakan lebih keras gerakan Rawat Cagar Budaya Indonesia kita ini agar tak musnah dan rusak karena ulah manusia sendiri dengan cara mengikuti Kompetisi Blog Cagar Budaya Indonesia : Rawat atau Musnah yang diadakan oleh #KemendikbudxIIDN dengan tema #CagarBudayaIndonesia.
 
kebudayaan.kemdikbud.go.id



kebudayaan.kemdikbud.go.id



kebudayaan.kemdikbud.go.id
 
 
Rini Novita Sari
@rinie_noe
 
 
Exit mobile version